Rabu, 03 Desember 2014

Perindu pelihat lewat suara

Laut.
Sebagian denyut nadi berdetak seirama dengan debur ombak. Mengikuti pasang surutnya laut. Seiring dengan rindu. Berdiam pada jarak yang hanya terjangkau oleh suara. Merasakan lewat denyut yang tak henti berkata aku cinta kamu.
Angin.
Berdiam pada pulau dengan arah angin yang berbeda. Bersuara lewat hembusan lembut angin. Merasa saat menyentuhmu hanya dengan deburan angin.

Aku pecandu kau. Mungkin ini sedikit gila. Aku bahkan tak bisa menyentuhmu sekarang. Namun aku benar mencandumu sekarang.
Bahkan ciuman yang hanya terasa lewat aliran magnet yang meliputi kita. Pelukan yang hanya berasal dari detakan jantung 2 perindu.
Perindu pecandu, itu yang aku lakukan untukmu.
Membayangkan aku bisa menyentuhmu sekarang. Entah kenapa tanganku seraya bisa merasakan lembut pipimu.
Terbayang lewat mimpi malam yang mereka katakan bunga tidur. Aku bisa melihatmu disana. Dan aku menangisi..
Tentang rangkulan tangan yang tak bisa dirasa, atau elusan lembut dikepala yang hanya bisa aku rasa didunia tak sadar.
Perindu..
Aku perindumu, penunggu dengan seribu tanya sekarang.
Apa kau perinduku juga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar