Jumat, 16 Januari 2015

Bait; Kembali wajah tenang

"Tu anak kemana sih? Udah malam juga kagak balik-balik. Telpon gak aktif lagi" kata Asta gelisah menunggu Lae.
"Udah ah, bentar lagi juga tu anak dateng." Kata Kaia sambil menggesap teh ditangannya.
Teett teett..
Lae keluar dari mobil sambil menggendong seorang anak kecil begitu juga dengan Sunny.
"Lo dari mana? Nah ini bocah nemu dimana?" Kata Asta.
"Angel?" Kata Kaia.
"Ah diem lo bedua. Ntar Angel bangun nih. Gue mau masuk dulu ke dalem, yuk." Kata Lae sambil menggandeng tangan Sunny. Sunny hanya menurut mengikuti Lae.
"Ha? Tu orang berdua udah kayak suami istri aja." Kata Asta akhirnya tenang karena Lae sudah pulang.
"Hahahahha eh lo liat wajah Lae gal?" Kata Kaia
"Maksud lo?" 
"Anteng banget tau gak. Gak ada susah diwajahnya." Kata Kaia sambil tersenyum.
"Heh lo bener. Udah lama gue gak liat wajah tu anak adem gitu. Thank Kai" kata Asta sambil tersenyum.
"Apaan?" 
"Ya karena lo tu anak berdua..."
"Apanya yang anak berdua?" Kata Sunny memotong pembicaraan.
"Eh lo. Gimana Lae?" Kata Asta.
"Dia lagi di kamar bareng Angel. Tu anak udah akrab aja sama Angel."
"Angel itu ponakan Sunny. Ribet buat deketin tu anak. Nah gue salut banget sama Lae bisa sedekat itu" kata Kaia menambahkan.
"Gue juga heran." Kata Sunny.
"Hahaha Lae itu emang mudah deket sama anak kecil. Tapi gue makasih banget sama lo. Lo sering-sering aja deh bawa tu anak jalan" kata asta.
"What?!"

Rabu, 14 Januari 2015

Bait; Aku disisimu

Lae duduk di taman tak jauh dari rumah. Tempat ini selalu menjadi penenang untuk Lae disaat seperti ini. Di tengah lamunannya seorang anak perempuan berdiri didepannya. Lae memandangi anak itu. Entah kenapa saat itu anak itu memberikan lolipop yang dia pegang pada Lae.
Lae mengambil lolipop itu sambil tersenyum. Dari kejauhan terdengar suara yang tak asing lagi untuk Lae.
"Angel.." seorang laki-laki berlari menghampiri gadis kecil itu.
"Sunny? Lo ngapain disini?" Kata Lae setelah mengenali laki-laki itu.
"Lae? Gue lagi nemenin keponakan gue main disini. Lo ngapain disini?" Kata Sunny.
"Gue cuma duduk-duduk doang disini. Dirumah mumet." Kata Lae.
Mata Lae kemudian menuju pada gadis kecil dihadapannya.
"Hei, nama kamu siapa?" Kata Lae sambil tersenyum.
"Angel. Keponakan gue bisu Lae.." kata Sunny akhirnya.
"Gue gatau.." kata Lae.
"Angel main dulu yah, om mau ngomong sama tante Lae dulu." Kata Sunny.
Gadis itu memandangi Lae. Tatapannya lembut dan kemudian dia tersenyum kearah Lae. Angel pergi menuju ayunan tak jauh dari Lae dan Sunny.
"Lo kenapa lagi?" Kata Sunny.
"Gue gak kenapa-napa. Cuma mumet aja dirumah.." kata Lae.
"Oke, kalo lo butuh supir buat nganterin lo keluar rumah yang mumet itu hubungi gue" kata Sunny.
"Kampret. Hahaha, pasti." Kata Lae sambil tertawa. Mereka berdua tertawa.
"Kesana yuk." Kata Sunny sambil menunjuk kearah angel.
Lae menganggukkan kepalanya. Dan berjalan beriringan dengan Sunny.
"Terimakasih.." kata Lae sambil tersenyum kearah Sunny.
Sunny hanya tersenyum dan meraih tangan Lae. Lae hanya bisa diam dan tersenyum menanggapi sikap Sunny. Ini nyaman batinnya.

Bait; Pengecut rasa dan Pecandu masa lalu

Asta memandang kosong didepan layar laptop. Pikirannya masih bergentayangan tentang tangisan wanita itu. Asta kau begitu bodoh! Ucap batinnya. 
"Ta, lo kenapa?" Kata Kaia sambil menaruh segelas kopi di meja Asta.
"Lae, gue gatau harus gimana lagi. Gue gabisa balikin hidup indah dia. Semuanya karena gue." Kata Asta menatap nanar.
"Semua udah takdir. Lo juga gak bisa kek gini terus. Lo harus berusaha perbaki semuanya bukan terpuruk begini." Kata Kaia sambil trrsenyum.
"Gue harus gimana. Gue gak tau lagi.." kata Asta depresi.
"Lo minta bantu Sunny. Gue yakin tu anak pasti bisa vikin hidup Lae bahagia lagi." Kata Kaia akhirnya.
"Sunny?maksud lo?" Kata Asta memiringkan kepalanya.
"Hm menurut gue Lae butuh sosok yang bisa buat dia ngelupain kenangannya. Dan ngerubah presepsi dia tentang cinta. Kita harus buat dia jatuh cinta lagi Asta. Lo ngerti kan." 
"Jadi maksud lo kita ngejodohin Lae sama Sunny?" Kata Asta.
"Kita gak sepenuhnya ngejodohin. Tapi biarkan Lae yang mrrasa sendiri perasaan yang dia rasa." Kata Kaia.
"Lo kenapa ngusulin Sunny?" Kata Asta bingung.
"Karena sekarang saatnya buat sipengecut itu berani menghadapi perasaan dia ke Lae."
"Maksud lo Sunny suka sama Lae?"
"Iya. Sunny suka sama Lae. Lae adalah cinta pertamanya sampai sekarang. Tapi tu anak bego. Pengecut."
"Astaga. Ini kejutan yang gak pernah gue bayangin." Kata Asta.
Kaia dan Asta berpikir tentang rasa. Perasaan si pengecut rasa dan pecandu masa lalu. Mereka berdua kesakitan oleh rasa yang terus lukai mereka. Terkadang cinta tak manis seperti bayangan kebanyakan orang.

Selasa, 13 Januari 2015

Bait; Pemulai penyakit

Lae memandangi jendela dengan tatapan kosong. Tatapan nanar penuh luka. Pikirannya masih terhubung dengan perkataan Alta tadi. Pernyataan yang membuat nafasnya terengah hampir mati. Membuat otaknya menyalahkan hatinya, dan kembali membangkitkan luka yang sudah mengering.
Tak bisa di pungkiri, Lae memang mengharap Alta. Namun semua kenangan membuatnya mengurungkan niatnya. Ia ingin berada jauh dari sosok indah itu. Pergilah ucap Lae dalam hati.
Asta masuk ke kamar Lae. Dia mendapati adik perempuannya sedang menatap kosong keluar.
"Lae.." kata Asta sambil memegang pundak Lae.
"Gue gatau apa yang harus gue lakuin sekarang. Gue benci Alta, gue juga sekarang benci sama lo" kata Lae madih dengan tatapan kosong.
Mendengar pengakuan Lae, Asta langsung memeluk Lae.
"Iya gue ngerti. Gue emang pantes lo benci. Gue yang mulai semua ini. Gue yang udah bikin lo begini. Maafin gue Lae.." kata Asta.
Lae hanya diam. Otaknya kacau sekarang. Tangis dan tangis yang bisa dia ungkapkan dari dulu.