Rabu, 14 Januari 2015

Bait; Pengecut rasa dan Pecandu masa lalu

Asta memandang kosong didepan layar laptop. Pikirannya masih bergentayangan tentang tangisan wanita itu. Asta kau begitu bodoh! Ucap batinnya. 
"Ta, lo kenapa?" Kata Kaia sambil menaruh segelas kopi di meja Asta.
"Lae, gue gatau harus gimana lagi. Gue gabisa balikin hidup indah dia. Semuanya karena gue." Kata Asta menatap nanar.
"Semua udah takdir. Lo juga gak bisa kek gini terus. Lo harus berusaha perbaki semuanya bukan terpuruk begini." Kata Kaia sambil trrsenyum.
"Gue harus gimana. Gue gak tau lagi.." kata Asta depresi.
"Lo minta bantu Sunny. Gue yakin tu anak pasti bisa vikin hidup Lae bahagia lagi." Kata Kaia akhirnya.
"Sunny?maksud lo?" Kata Asta memiringkan kepalanya.
"Hm menurut gue Lae butuh sosok yang bisa buat dia ngelupain kenangannya. Dan ngerubah presepsi dia tentang cinta. Kita harus buat dia jatuh cinta lagi Asta. Lo ngerti kan." 
"Jadi maksud lo kita ngejodohin Lae sama Sunny?" Kata Asta.
"Kita gak sepenuhnya ngejodohin. Tapi biarkan Lae yang mrrasa sendiri perasaan yang dia rasa." Kata Kaia.
"Lo kenapa ngusulin Sunny?" Kata Asta bingung.
"Karena sekarang saatnya buat sipengecut itu berani menghadapi perasaan dia ke Lae."
"Maksud lo Sunny suka sama Lae?"
"Iya. Sunny suka sama Lae. Lae adalah cinta pertamanya sampai sekarang. Tapi tu anak bego. Pengecut."
"Astaga. Ini kejutan yang gak pernah gue bayangin." Kata Asta.
Kaia dan Asta berpikir tentang rasa. Perasaan si pengecut rasa dan pecandu masa lalu. Mereka berdua kesakitan oleh rasa yang terus lukai mereka. Terkadang cinta tak manis seperti bayangan kebanyakan orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar