Selasa, 13 Januari 2015

Bait; Pemulai penyakit

Lae memandangi jendela dengan tatapan kosong. Tatapan nanar penuh luka. Pikirannya masih terhubung dengan perkataan Alta tadi. Pernyataan yang membuat nafasnya terengah hampir mati. Membuat otaknya menyalahkan hatinya, dan kembali membangkitkan luka yang sudah mengering.
Tak bisa di pungkiri, Lae memang mengharap Alta. Namun semua kenangan membuatnya mengurungkan niatnya. Ia ingin berada jauh dari sosok indah itu. Pergilah ucap Lae dalam hati.
Asta masuk ke kamar Lae. Dia mendapati adik perempuannya sedang menatap kosong keluar.
"Lae.." kata Asta sambil memegang pundak Lae.
"Gue gatau apa yang harus gue lakuin sekarang. Gue benci Alta, gue juga sekarang benci sama lo" kata Lae madih dengan tatapan kosong.
Mendengar pengakuan Lae, Asta langsung memeluk Lae.
"Iya gue ngerti. Gue emang pantes lo benci. Gue yang mulai semua ini. Gue yang udah bikin lo begini. Maafin gue Lae.." kata Asta.
Lae hanya diam. Otaknya kacau sekarang. Tangis dan tangis yang bisa dia ungkapkan dari dulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar