Rabu, 27 Juli 2016

Bait: Luka Kaia

"Kai, lo kenapa?" kata Asta sambil memegangi kening Kaia.
"Gue gak apa-apa." kata Kaia sambil tersenyum.
"Obat lo mana?" Kata Asta sambil menggeledah tas Kaia.
"Udah gue buang ta." Kata Kaia.
"Lo gila? itu obat penting banget buat lo Kai!" kata Asta.
"Gue capek ta, buat apa juga gue hidup." kata Kaia seraya air mata menetes dari matanya.
"Kai, jangan bilang lo kayak gini gara-gara laki-laki brengsek itu." kata Asta mulai geram.
"Ta, gue harus apa? gue gak bisa." Kata Kaia dengan mata nanar.
"Kai lo ngapain sih masih ngingat laki-laki brengsek itu!" Kata Asta.
"Lo gak tau perasaan gue, lo gak tau hati gue Ta" kata Kaia.
"Dia itu gak pantas buat lo!" Kata Asta.
"Lo gak tau siapa yang hati gue anggap pantas! lo gak tau ta!!" kata Kaia sambil bangkit dari kursinya. Namun tenaganya tak mampu menopang tubuhnya.
"Kai, lo kenapa? gue bawa kedokyer ya" kata Asta sambil menggendong Kaia. Kaia hanya mengangguk mengiyakan. Nafasnya seakan mencekiknya sekarang  Lukanya tak semakin sembuh malah sebaliknya. Parah. sampai ia hampir mati karenanya. Lukanya dalam sampai otaknya pun tak menerima logika apapun. Lalu laki-laki itu pergi untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar