Sabtu, 22 November 2014

Bait : Seluruh hidup 'Asta'


"Kai gue nebeng ya. Mobil gue di pakai sama Lae" kata Asta seraya berlari menghampiri Kaia.
"Oke. Nih bawa" kata Kaia sambil melempar kunci mobil.
Mereka berdua masuk ke mobil. Jalanan Jakarta malam ini buruk. Macet.
Diantara hiruk pikuk suara klakson mobil Kaia dan Asta masih berbicara pada kesunyian.
"Eh Ta, Lae udah pulanh kagak jam segini?" Kata Kaia membuka suara.
"Hm biasanya sih udah. Lu mau mampir?" Kata Asta melirik kearah Kaia.
"Iya, tiba-tiba gue kangen sama tu anak. Udah lama gak ketemu bahkan  jalan sama tu anak" kata Kaia seraya senyum kecil terukir dibibirnya.
"Ide bagus tu lo ngajakin tu anak jalan. Gue mumet liat dia setiap hari berkutat sama laptop. Kayak pacaran sama laptop aja tu anak" kata Asta kemudian.
"Hahaha tu anak gak berubah. Gue suka sama sikap dia yang ambisius" kata Kaia seraya menerawang kedepan.
"That right! Sejak kejadian itu dia jadi menutup diri Kai. Gue kadang kasian sama tu anak. Luarnya aja tenang. Tapi hatinya gak gitu" kata Asta.
"Ya, dan itu alasan lo buat tinggal bareng dia kan." Kata Kaia seraya melirik Asta.
"Hmmm.. lo bener. Gue berusaha bikin hidup tu anak gak kayak neraka lagi. Ya walaupun gak sepenuhnya bisa. Gue ngerasa bersalah banget ngenalin dia sama bajingan itu" kata Asta dengan nada kesal.
"Hei udahlah. Jangan balik ke masalalu" kata Kaia sambil mengusap pundak Asta.
Asta hanya tersenyum kearah Kaia. Dia mencoba tenang. Namun rasa bersalah terus menghantui Asta pada Lae. Hidup Lae mungkin tak akan sedingin ini kalau tidak karena tindakan bodohnya.
Asta hanya bisa memperbaiki sedikit dari kesalahannya dulu. Dia berjanji pada dirinya tak akan bertindak bodoh lagi. Hidupnya saat ini untuk Lae.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar